Alfian Adestya Putra

Mayeng-Mayeng moro Semarang

Mayeng-Mayeng moro Semarang

MODUL Pelatihan Kompos di Rumah Kompos Universitas Negeri Semarang



BAB I SAMPAH

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sebenarnya sampah banyak penggolongannya, tetapi umumnya masyarakat mengenal ada 2 jenis sampah, yaitu sampah organik dan anorganik (non-organik). Ada pula sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun).

1.      Sampah Organik (Sampah yang berasal dari makhluk hidup)
Sampah organik yaitu sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup (material biologis) yang dapat membusuk dengan mudah, misalnya:
- sisa makanan,
- dedaunan kering,
- buah dan sayuran.
2. Sampah Anorganik (Sampah Kering/Non-organik)
Sampah jenis ini berasal dari bahan baku non biologis dan sulit terurai, sehingga seringkali menumpuk di lingkungan. Sampah anorganik atau disebut juga sampah kering sulit diuraikan secara alamiah, sehingga diperlukan penanganan lebih lanjut. Yang tergolong ke dalam sampah anorganik yaitu:
Sampah Kering

- plastik dalam bentuk botol, kantong, dan sebagainya,
- kaleng,
- kertas,
- kaca,
- styrofoam, dan sebaginya

3. Sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)

Yaitu limbah dari bahan yang beracun dan berbahaya seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik, pertambangan, dan sebagainya.
Ketiga jenis sampah tersebut banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menangani permasalahan sampah, biasanya sampah dipilah-pilah sesuai jenisnya. Menggunakan tiga tempat sampah berbeda, yaitu organik, anorganik, dan B3, masing-masing jenis sampah akan mendapat perlakuan yang berbeda. Untuk sampah anorganik dapat dibuat kompos, sampah anorganik dapat didaur ulang atau dijadikan bahan kerajinan tangan, sedangkan sampah B3 harus diolah secara khusus menggunaan metode kimia, fisik, dan biologi dengan tujuan menghilangkan atau mengurangi sifat berbahaya dan beracunnya.
Sampah, apabila terlalu banyak akan menimbulkan berbagai masalah lingkungan. Untuk mengatasinya, diperlukan teknik 4 R (Reduce, Reuce, Recycle, Replace) untuk mengurangi sampah. Selain itu, kepedulian kita terhadap lingkungan turut memegang peranan penting dalam upaya pelestarian lingkungan.





BAB II KONSERVASI

A.    Sejarah Universitas Negeri Semarang Sebagai Universitas Konservasi.
Unnes mendeklarasikan sebgai Universitas Konservasi tepatnya pada tanggal 12 maret 2010 yang juga di hadiri menteri pendidikan yaitu Bapak Muhammad Nuh yang juga sekaligus ikut serta dalam meresmikannya.
Dengan deklarasi itu, seluruh civitas Unnes bertekad untuk selalu menjunjung tinggi prinsip perlindungan, pengawetan, pemanfaatan, dan pengembangan secara lestari terhadap sumber daya alam. Unnes juga menempatkan konservasi sebagai wujud tridarma perguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Untuk mewujudkan konservasi dapat tercipta dalam kampus Unnes maka di bentuklah Tim Konservasi yang memiliki fungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan memantau secara sistematisasi dalam hal pengembangan konservasi baik fisik maupun non fisik.
Pada tahun 2011, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2011 tentang Status Universitas Negeri Semarang sebagai kampus konservasi, sehingga sejak saat itu kampus Unnes memiliki visi “menjadi universitas konservasi bertaraf internasional, yang sehat, unggul, dan sejahtera pada tahun 2020”.
Tim Konservasi yang di bentuk sebelumnya kemudian pada tahun 2011 berdasarkan SK Rektor Unnes Nomor 35/P/2011 menjadi sebuah Badan Pengembang Konservasi “ BANGVASI” yang betugas untuk mengembangkan nilai-nilai konservasi di lingkungan Unnes dan masyarakat.
B.     Pengertian Konservasi.
Semakin bertambah tahun semakin juga bertambah masalah-masalah  lingkungan seperti kerusakan alam, banjir, tanah  longsor, penggundulan hutan, sampah dan masih banyak lagi. Tidak hanya masalah lingkungan saja yang muncul di era sekarang, tentang degradasi nilai dan moral serta budaya juga mengalami kemunduran terutama pada kalangan muda sekarang karena tergerus derasnya arus globalisasi. Oleh karena itu perlu adanya suatu perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan secara lestari terhadap sumber daya alam dan seni budaya, serta berwawasan ramah lingkungan dan karenanya, muncullah istilah “Konservasi”.
Apakah yang dinamakan konservasi itu ?
Secara umum, konservasi, mempunyai arti pelestarian yaitu melestarikan/
mengawetkan daya dukung, mutu, fungsi,dan kemampuan lingkungan secara seimbang (MIPL, 2010; Anugrah, 2008; Wahyudi dan DYP Sugiharto (ed), 2010).
Adapun tujuan konservasi adalah :
1) mewujudkan kelestarian sumberdaya alam hayati serta keseimbangan
ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan dan mutu kehidupan manusia,
(2) melestarikan kemampuan dan pemanfaatan sumberdayaalam hayati dan ekosistemnya secara serasi dan seimbang.

Konservasi lahir akibat adanya semacam kebutuhan untuk melestarikan sumber daya alam dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang diketahui mengalami degradasi mutu
Dampak degradasi tersebut, menimbulkan kekhawatiran dan kalau tidak diantisipasi akan membahayakan umat manusia, terutama berimbas pada kehidupan generasi mendatang pewaris alam ini.
Berdasarkan konsep, cakupan, dan arah konservasi dapat dinyatakan bahwa konservasi merupakan sebuah upaya untuk menjaga, melestarikan, dan menerima perubahan dan/atau pembangunan. Perubahan yang dimaksud bukanlah perubahan yang terjadi secara drastis dan serta merta, melainkan perubahan secara alami yang terseleksi. Hal tersebut bertujuan untuk tatap memelihara identitas dan sumber daya lingkungan dan mengembangkan beberapa aspeknya untuk memenuhi kebutuhan arus modernitas dan kaulitas hidup yang lebih baik. Dengan demikian, konservasi merupakan upaya mengelola perubahan menuju pelestarian nilai dan warisan budaya yang lebih baik dan berkesinambungan. Dengan kata lain bahwa dalam konsep konservasi terdapat alur memperbaharui kembali (renew), memanfaatkankembali (reuse), reduce (mengurangi), mendaurulang kembali (recycle), dan menguangkan kembali (refund).

C.    Unnes  “ Kampus Konservasi ”
Sebagai kampus konservasi, Unnes memiliki visi “menjadi universitas konservasi bertaraf internasional, yang sehat, unggul, dan sejahtera pada tahun 2020”. Oleh karena itu untuk mewujudkannya, maka berbagai kebijakan di buat dan salah satunya yaitu penetapan tentang 7 pilar konservasi yang tercantum dalam pasal 3 Peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang  No. 27 tahun 2012 tentang  Tata Kelola Kampus Berbasis Konservasi di Universitas Negeri Semarang.
Tujuh pilar utama Universitas konservasi sebagaimana dimaksudkan meliputi:
1.       Konservasi keanekaragaman hayati.
2.       Arsitektur hijau dan sistem transportasi internal.
3.       Pengelolaan limbah.
4.       Kebijakan nirkertas.
5.       Energi bersih.
6.       Konservasi, etika, seni, dan budaya.
7.       Kaderisasi konservasi.

Pilar konservasi keanekaragaman hayati bertujuan melakukan perlindungan, pengawetan, pemanfaatan, dan pengembangan secara arif dan berkelanjutan terhadap lingkungan hidup, flora, dan fauna di Unnes dan lingkungan yang lebih luas. Seperti di Unnes terdapat kebun biologi dan  komunitas pelatuk.
Pilar arsitektur hijau dan sistem transportasi internal bertujuan mengembangkan dan mengelola bangunan dan lingkungan yang mendukung visi konservasi, serta mewujudkan sistem transportasi internal yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan.
     Pilar pengelolaan limbah bertujuan melakukan pengurangan, pengelolaan, pengawasan terhadap produksi sampah dan limbah, dan perbaikan kondisi terhadap lingkungan di Unnes untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.
 Pilar kebijakan nirkertas bertujuan menerapkan administrasi dan ketatausahaan berwawasan konservasi secara efisien. Program pilar kebijakan nirkertas diterapkan melalui optimalisasi sistem berbasis teknologi informasi, efisien penggunaan kertas, pemanfaatan kertas daur ulang, dan penggunaan kertas ramah lingkungan.
Pilar energi bersih bertujuan untuk melakukan penghematan energi melalui serangkaian kebijakan dan tindakan dalam memanfaatkan energi secara bijak, serta pengembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Pilar konservasi etika, seni, dan budaya bertujuan untuk menjaga, melestarikan dan mengembangkan etika, seni, dan budaya lokal untuk menguatkan jati diri bangsa. Program pilar konservasi etika, seni, dan budaya lokal melalui pemeliharaan, pendokumentasian, pendidikan, penyebarluasan, dan mempromosikan unsur-unsurnya.
Pilar kaderisasi konservasi bertujuan menanamkan nilai-nilai konservasi secara berkelanjutan. Program pilar kaderisasi konservasi meliputi sosialisasi, pelatihan, pendidikan, dan pelaksanaan kegiatan kepada warga Unnes untuk menguatkan pemahaman, penghayatan, dan tindakan berbasis konservasi.




















BAB III PUPUK KOMPOS

Dalam arti luas yang dimaksud pupuk ialah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman.
Dalam pengertian yang khusus pupuk ialah suatu bahan yamg mengandung satu atau lebih  hara tanaman.
A.    Macam Macam Pupuk Organik
1.    PUPUK HIJAU
Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis rumput-rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen dari udara. 
2.    PUPUK KOMPOS
Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan, seperti jerami, alang-alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk kotoran hewan. Sebenarnya pupuk hijau dan seresah dapat dikatakan sebagai pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifisikasi mengenai kompos.
Biasanya orang lebih suka menggunakan limbah atau sampah domestik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat diperbaharui yang tidak tercampur logam dan plastik. Hal ini juga diharapkan dapat menanggulangi adanya timbunan sampah yang menggunung serta mengurangi polusi dan pencemaran di perkotaan.
3.    PUPUK KANDANG
Para petani terbiasa membuat dan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk karena murah, mudah pengerjaannya, begitu pula pengaruhnya terhadap tanaman. Penggunaan pupuk ini merupakan manifestasi penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus merupakan syarat mutlak bagi konsep pertanian. Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada pupuk organik lainnya apalagi dari pupuk anorganik, yaitu pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur organik yang dibutuhkan di dalam tanah. Oleh karena itu dapat mempertahankan struktur tanah sehingga mudah diolah dan banyak mengandung oksigen. 
 4.    PUPUK SERESAH
Pupuk seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah tidak terpakai. Misal jerami kering, bonggol jerami, rumput tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain. Pupuk seresah sering disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu ditutupkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa).
5.    PUPUK CAIR
Pupuk organik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.

B. Cara Membuat  Pupuk  Kompos Standar Unnes

Alat dan Bahan yang digunakan dirumah kompos Unnes
-          Daun
-          Bioaktivator/EM 4 ( Efektif Mikroorganisme 4 )
-          Air
-          Kotoran hewan (kambing)
-          Mesin Pencacah untuk mencacah daun menjadi bagian yang lebih kecil
-          Mesin Pengayak untuk mengayak/menyaring kompos yang sudah jadi
-          Skop
-          Gembor
-          Bak pengomposan
Cara membuatnya :
1.      Siapkan alat dan bahan pengomposan
2.      Cacah daun menjadi bagian lebih kecil menggunakan mesin pencacah
3.      Setelah itu timbang dengan perbandingan 3 : 2 , misal  3 kg daun dengan 2 kg kotoran kambing.
4.      Diaduk hingga rata
5.      Siapkan 2 tutup EM 4 kemudian dicampur dengan  satu gembor air atau sekitar 7 liter
6.      Siramkan ke adukan kompos dan kotoran kambing hingga merata sembil diaduk dan diratakan
7.      Siram jangan terlalu banyak  atau jangan sampai air terlalu basah atau sampai kondisi lembab saja
8.      Setelah itu masukan ke dalam bak pengomposan selama dua minggu
9.      Setiap dua  hari sekali kompos dikeluarkan dan diaduk kembali sambil disiram dengan larutan EM 4 lagi.
10.  Setelah dua minggu, kompos dikeluarkan dan dimasukan ke dalam mesin pengayak
11.  Kompos yang halus sudah layak digunakan sesuai standar pupuk, sedangkan pilahan yang masih agak kasar dimasukan kembali ke dalam bak pengomposan (bisa dijadikan campuran daun  baru yang akan dikomposkan)
Membuat MOL ( Mikroorganisme Organisme Lokal ) sederhana yang berfungsi sebagai pupuk cair, bioaktivator pengganti EM 4, dan pestisida organik.
Alat dan bahan
1.      Nasi Basi ( sebagaii karbohidrat )
2.      Gula pasir/gula jawa/tetes tebu ( sebagai glukosa )
3.      Air
4.      Urin, segala jenis urin (sebagai sumber bakteri ) atau jika tidak memungkinkan menggunakan urin dengan berbagai pertimbangan maka tidak menggunakan urin juga tidak begitu menjadi masalah.
5.      Botol air mineral
Cara membuat
1.      Masukan nasi basi kedalam botol bekas air mineral 1,5 liter sebanyak seperempatnya (kira –kira 2 ons)
2.      Tambahkan 5 tutup botol urin kedalam botol yang telah diisi nasi basi
3.      Tambahkan gula pasir sebnyak 5 sendok makan
4.      Masukan air kedalam botol namun jangan terlalu penuh ,beri kira kira 10 cm ruang kosong
5.      Tunggu hingga kira-kira 2 minggu hingga, MOL sudah bisa digunakan, disarankan setiap 2 hari sekali tutup botol dibuka agar ada sirkulasi udara dengan baik.














Facebook : Rumah Kompos Unnes
Twitter : @RumahKompos 



Tag : Makalah
0 Komentar untuk "MODUL Pelatihan Kompos di Rumah Kompos Universitas Negeri Semarang"

Monggo dikomentari rek...

Disqus Shortname

Back To Top