Alfian Adestya Putra

Mayeng-Mayeng moro Semarang

Mayeng-Mayeng moro Semarang

CERPEN 5 : Akhir Desember di Semarang (part 1)



Akhir Desember di Semarang (part 1)
Alfian Adestya Putra

            Malam tahun baru, tak henti-hentinya hujan turun membasahi jendela kamar Rani di sore itu. Rani seorang mahasiswi semester empat kedokteran duduk menanti seorang laki-laki yang mungkin sebagai pacar atau hanya teman biasa di sudut jendela kamarnya. Empat bulan lalu Rani bertemu dengan Desta di pagelaran Jazz di Kota Lama Semarang. Pria berkacamata yang sedang fokus kuliah  jurusan perikanan itu membuat Rani jatuh cinta. Awal perkenalan mengalir begitu saja ketika Desta menghampiri Rani yang terpesona melihat aksi Beni Likumahua di atas panggung. Sejenak Rani membayangkan kembali masa awal pertemuan mereka.
“Kereeeeennnnnnnnn.......”
“Aku jadi pengen bisa main saxophon....”, Kata Rani kepada Dita yang lagi asyik nyemilin popcorn yang emang dibekalin sama Mamahnya Rani tadi sore.
“Iya keren banget yah,..aku punya dirumah tapi belum pernah aku mainin, Cuma jadi pajangan dikamar....”,Seorang laki-laki berkacamata, Desta tiba-tiba berada di samping Rani.
“Eh...., Iya...”, Rani dan Dita hanya menjawab cuek.
            Aksi Beni Likumahua pun menutup acara konsr Jazz malam itu, Rani dan Dita pun kembali ke Scoopy merah jambunya yang sedang di parkir.
            “Ran,,motornya gak bisa idup....”,Dita mencoba menghidupkan motor kesayangan Rani.
            “Coba sini....”
            “Wah gawat gimana nih,,.sepertinya mogok,aku lihat bensin masih full....”
            Tiba-tiba seorang pria mengendarai SatriaF, berhenti tepat didepan Rani dan Dita. Perlahan-lahan dia membuka helmnya dan menaruhnya di spion motor.
“Eh Dit,,,itu kan cowok yang ada disebelah kita pas kita llihat aksi Beni Likumahua tadi??????”
“Iya,..jangan-jangan>.....”
Rani dan Dita sedikit takut, apa iya laki-laki itu adalah preman???? Atau,, pria itu adalah seorang psicopat yang suka menculik wanita-wanita polos???? Hati Rani dan Dita nggak karuan sampai-sampai mereka bersiap-siap melemparkan helm dan lari sekencang-kencangnya.
“Ada yang bisa dibantu???”
Desta menghampiri Rani dan Dita ,kemudian mengulurkan tangannya dan memperkenalkan diri. Mereka pun saling memperkenalkan diri, Rani dan Dita sedikit lega karena Desta pria yang baru dikenalnya itu bukanlah seorang penculik atau preman.
“Motor kami mogok, padahal bensinnya masih full”
“Coba sini aku lihat”, Desta mengecek motor Rani secara teliti.
“ehmmm....sambungan businya lepas...udah gini aja,,,sudah saya sambung lagi kok”
“Terimakassih ya, nggak tau jika nggak ada kamu yang nolong kami,..disini sepi banget,,aku kira tadi kamu mau menculik kami”, kata Rani sambil memberikan Big Cola yang dibelinya diwarung tadi.
“Kalian nggak ada yang ingat aku ya?????”, kata Desta sambil menyerahkan Big Cola ke Rani kembali.
“Siapa ya???”
“Desta Maryadi, teman SMP kalian yang dulu gendut yang sering tidur di kelas,...kita kan pernah satu kelas waktu kelas 8”
“Ohhhh.... Adi....”,Dita sudah ingat dengan Desta namun Rani masih belum ingat sama sekali.
“Adi siapa???? “
“Itu loh yang dulu gendut terus potongan rambutnya selalu bros,.. sering dimaranhin waktu pelajaran Matematika karena selalu tidur”
“Bener banget,,ingat tuh sama kejelekan aku waktu SMP”, kata Desta sambil mengajak duduk di depan toko yang sudah tutup.
“Oh iya aku ingat,,...kamu sekarang kurus, rambut gondrong ,kacamataan jadi aku nggak ingat...maaf ya...hehe”
Mereka bertiga pun saliing ngobrol cukup lama dan saling bertukar nomor telepon.malam tak terasa sudah semakin larut.
“Udah terlalu malam,kalian nggak pulang??”
“Oh iya,,,kita pamit dulu yah,,..jangan lupa sms,.. oh iya tadi kamu bilang punya saxophon,,lain waktu ajarin aku yah hehe....”, kata Rani sambil mengajak Dita untuk pulang.
“Dah...”
Scopy merah jambu dan SatriaF pun perlahan meninggalkan teras toko yang tutup tadi.
            ............................................................................................................
“Rani...Rani.....”, suara nyaring Mamah Rani memanggil Rani yang sedang ngalamun di balik jendela kamarnya.
“Iya Mahh.....”
“Kesini sebentar,.”
“Mamah sama Papah mau pergi ke Surabaya ,,mau jemput nenek di rumah tante ,kamu tahun baru sendiri yah dirumah..,emang Desta nggak ngajak keluar..??”,sambil buru-buru masuk ke mobil Mamah Rani memberikan bungkusan kado yang diterimanya dari Pak Pos tadi siang. Hampir tiap malam minggu Desta selalu datang ke rumah Rani, jadi Mamah Rani pun hafal dengan laki-laki gondrong itu.
“Dahh...”
Mamah dan Papah pergi,hujan tak kunjung reda, sms ke Desta belum dibales, ditelpon juga nggak diangkat. Hati Rani semendung hujan di sore ini. Rani kembali mengingat-ingat peristiwa indah bersama Desta, ditemani You And I nya Endah n Resha di Lepi kesayangannya.
“Ini Saxophon yang aku critain,,”
“Gimana maininnya????”,tanya Rani sambil mencoba niup-niup.
“Aku gak bisa,,sumpah,,,dari dulu aku gantungin belum pernah aku mainin...”,kata Desta sambil mengambil saxophon dari tangan Rani.
Dipegangnya saxophon itu oleh Desta, sambil menirukan gaya musisi ternama, ditiupnya secara lembut kemudian My Heart Will Go On OST Titanic mengalun dengan indah dimainkan oleh Desta. Cukup lama Desta menunjukan aksinya sampai-sampai Rani terkagum-kegum.
“Kamu bohong (-_-)”,sambil cemberut Rani mengambil kue salju di atas meja.
“He..he...cuma kebetulan....”
“Ajarin aku yah....”,pinta Rani sambil nyuapin nastar coklat ke Desta.
Akhirnya Rani pun diajarin main saxophon oleh Desta. Mereka
......................................................................................................................................
“Ting tong”
Suara bel rumah menghentikan Rani untuk mengenang waktu itu. Seorang laki-laki yang sudah tidak asing bagi Rani berdiri tepat di depan pintu.
“Haiiiii...........lagi ngapain neng maghrib-maghrib gini,,belum mandi  yah...hehe...”,sindir Desta sambil masuk dan duduk di  ruang tamu rumah Rani.
“Mau tau aja...ngapain kesini???? Masih inget yah ama temen yang namanya Rani.
Desta dan Rani sampai saat ini memang belum jadian,tapi mereka sering jalan bareng dan nggak tau kapan mereka jadiannya nanti.

“Keluar yuk, ke Mawar???”
“Mawar????Ngapain ,ntar aku mau mandi dulu”,kata Rani yang ssedikit gembira mendengar ajakan Desta untuk tahun baruan bareng.
Tak lama sekitar hampir satu jam an Rani pun siap, Rani pun keluar dari kamar mengenakan short dress merah dan terlihat sangat anggun. Karena lama menunggu kebiiasaan Desta pun kumat,Desta tertidur di sofa ruang tamu Rani.
“Destaaaaa!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Teriakan Rani mengagetkan Desta,Desta pun langsung bangun dan menuju motornya tanpa mengeluarkan sepatah katapun,seperti orang yang pandangannya kosong.
“Dest...”
“Ehmm”,jawab Desta sambil merem-merem di atas motor
“BAAnnggggiuuuunnnn,,bangun dong kamu naik motornya kebalik,,ini kan arah belakang”,teriak Rani yang emang udah paham dengan watak Desta.
“OK”
Desta dan Rani pun melncur mengendarai SatriaF kesayangan Desta. Desta yang awalnya mengajak Rani ke Mawar,nggak jadi karena jauh,akhirnya Rani diajak Desta ke Pantai.
“Kok ke Pantai??nggak jadi ke bukit??”,kata Rani sedikit heran,sambil bertanya-tanya,ini orang masih tidur yah??????
“Kita kesini aja yah,...kan deket ntar kembang apinya kelihatan kok dari sini”,kata Desta sambil menggandeng Rani dan mengajaknya ke tepi pantai.
Lama mereka duduk dipinggir pantai,tanpa sepatah kata terucap dari mulut mereka berdua. Rani hanya terdiam dan sulit mau ngajak ngomong apa ssambil ngeliat Desta yang daritadi tersenyum-senyum sendiri. Lama mereka berdiam,sampai akhirnya suara kembang api menandakan jam sudah pukul 12 dan hari  ini adalah  tahun baru.
“Ran”,Desta pun akhirnya bicara sambil ttersenyum-senyum melihat kembang api yang dihidupkan kapal di tengah laut.
“Iya”
“Inget nggak pertama kali kita ketemu???dan inget nggak waktu kita main saxophon bareng-bareng????”,tanya Desta sambil memegang tangan Rani, Rani pun hanya diam dan hati Rani berdegup kencang.
“Iya,inget ,kenapa??”
“Aku sayang kamu,aku ingin kita berddua selamanya,,hidup berdua sampai tua bersamaku”,kata Desta sambil memakaikan cincin ke jari Rani,dengan sedikit meneteskan air mata.
“Ehmm....aku juga sayang kamu,aku juga ingin bersama dengan kamu selamanya,tapi kenapa kamu nangis????,jawab Rani sambil mengusap air mata Desta.
Lama Desta memegang tangan Rani dan memandang tajam kedua mata Rani.
“Kamu kenapa???”,kali ini Rani ikut mengeluarkan airmata.
Sambil memeluk Rani Desta pun berkata.
“Kamu bisa nggak jaga hati kita untuk satu tahun kedepan??”
“Satu tahun kedepan???apa maksudnya???”,Rani pun melepaskan pelukan Desta sambil memegang erat tangan Desta.
“Malam ini,atau malam minggu ini,adalah malam minggu terakhir kita berdua bersama,,aku mendapat pekerjaan di Papua,dalam waktu yang bukan satu minggu atau satu bulan pun,,tapi satu tahun...,aku janji tahun depan aku akan kembali disini ,melihat kembang api bersamamu dan mengajakmu untuk pergi bersamaku”,kata Desta dengan sedikit meneteskan air mata.
Satu tahun adalah waktu yang lama bagi Desta dan Rani,karena selama ini hampir setiap hari mereka selalu ketemu,entah itu makan bareng,main bareng atau bantu buatin tugas kuliah Rani.
“Aku akan menjaga cinta kita,satu doaku buat kita,kita akan kembali bersama dan tak akan terpisahkan lagi...”,kata Rani sambil memeluk erat Desta.
“Aku titip saxophon itu ke kamu ,biar kamu selalu ingat padaku”
“Saxophon?”,kata Rani sedikit bingung.
“Kado yang aku titip ke Mamah kamu tadi siang”
Rani lupa membuka kado itu dan membiarkannya bergelatak di lantai kamarnya. Malam ini mereka berduapun menikmati lampu-lampu kapal yang berada di tengah laut sambil bernyanyi dengan gitar yang dipinjem dari pengamen yang lewat dihadapan mereka tadi. Waktu menunjuk pukul 4 pagi pantai pun ssudah sepi ,namun Rani dan Desta masih tidur-tiduran dipanttai,hanya suara ombak yang semakin deras dan angin pantai yang bertiiup dengan lembut, dan matahari sedikit berada di ufuk timur,dengan cahaya sedikit yang terihat indah.
 "Kamu tau gak peraasaan gimana rasanya kalo cewek ditinggal satu tahun??"
Desta tersenyum dan mulai membelai rambut Rani yang indah. 
"Aku janji, kita akan disini lagi akhir tahun nanti...."
Tag : Cerpen
0 Komentar untuk "CERPEN 5 : Akhir Desember di Semarang (part 1)"

Monggo dikomentari rek...

Disqus Shortname

Back To Top